Smartphone and Dumb Human

Saya punya 319 teman di Facebook , 213 followers di Twitter dan beberapa teman di aplikasi BBM , Ask.fm , Path dan dalam game .

Dan saya masih kesepian 

Setiap hari ada beberapa teman yang mengajak saya mengobrol dalam social media tersebut . Yang jadi masalah , kita tidak bertatapan ketika sedang mengobrol , namun kita hanya menatap  nama teman yang mengajak kita mengobrol .

Lalu saya berjalan mundur dan merasa semua ini akan semakin memburuk . lalu menyadari semuanya . Ketika kau membuka laptop , komputer atau menyalakan layar smartphone mu sama saja kau menutup dirimu dengan dunia luar 

Okelah jika menurutmu semua social media ini adalah tempat yang tepat untuk berhubungan jarak jauh dengan menggunakan laptop , smartphone atau gadget lainnya .

Tapi harus kamu ingat ,semua teknologi ini hanyalah ilusi .

Persahabatan
Grup
Komunitas
rasa Kebersamaan 

itu semua hanya ilusi . Dan jika kamu melepaskan teknologi yang sedang kamu pakai  lalu berjalan keluar , saat itulah kamu sadar dan melihat dunia yang  membingungkan .

Sebenarnya kita semua berada di dunia dimana teknologi memperbudak kita padahal kita juga yang membuat teknologi tersebut . Dunia yang dipenuhi kepentingan pribadi , pencitraan , dan promosi . Dunia yang membuat cara berbagi kita bukan dengan perasaan yang tulus dan ikhlas , tapi menggunakan like , comment , reply , mentions , love , laugh , sad , gasped dan lain-lain

Dan apakah sama rasanya berbagi pengalaman dengan cara berkumpul bersama lalu pergi ketempat yang bagus dan tertawa bersama , dengan pergi ke suatu tempat sendiri dan memotret tempat yang indah lalu share di social media ?

Pasti kalian memilih pilihan yang pertama . 

Lalu menurut kalian , lebih asik mengobrol dengan teman-temanmu di ketika berkumpul atau mengobrol di group message , sama saja mereka tidak menemui mu

Dengan adanya social media ini , kita sering membanggakan diri dan mengharapkan pujian . Mengaharapkan pujian bagaimana ? , kita sering nge-post atau sharing tentang dimana kita , sedang makan apa kita , sedang libur dimana kita , sedang sibuk apa kita .

Terkadang kita membuat kata tentang hidup sehingga terlihat  indah atau kata-kata yang sedang trendy saat itu . Namun , siapa yang peduli ? , ingat kita ini sedang dalam dunia terasing , bahkan paling terasing .

Lonely is not a problem 

Mungkin jika kita melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat , pastinya kita akan lebih produktif dan diakui , contohnya : menggeluti hobbi mu . Kenapa harus menggeluti hobbi ? karena kau akan lebih senang ketika kau menggeluti hobbimu , apalagi banyak juga orang yang memiliki hobbi yang sama dengan dirimu . Temanmu akan bertambah tanpa melakukan add friend , atau follow .

Bahkan saya tidak tahan dengan keheningan ketika berada di angkutan umum dan yang terdengar hanya suara dari kendaraan di sekitarnya , karena semua orang tidak berani untuk saling berbicara , mereka takut terlihat aneh dan mereka semua menundukan kepala sambil sibuk menatap layar gadget miliknya .

Kita menjadi anti sosial , bahkan ketika sedang berdua kekasih kita tidak saling menatap mata , kita menatap layar gadget . Lebih baik matikan gadget mu , gunakan hanya seperlunya , saat ini kita sudah berlebihan menggunakannya , sehingga kita menjadi MANUSIA BODOH dan TELEPON yang menjadi PINTAR .

Dan saat ini , anak-anak dilahirkan di zaman mesin memperbudak anak kecil dengan cara yang menyenangkan . Dengan apa ? dengan game virtual , game PvP , dan beberapa game lainnya . Mereka seperti dilatih sebagai robot untuk masa depan .

Berbeda jauh sekali dengan zaman saya , dimana gadget belum ditemukan . Ketika zaman saya , saya bahkan jarang sekali berada dirumah , sering bermain diluar , bersepeda , bermain bola sampai adzan magrib , terkadang ketika hujan saya tetap bermain bola  dan hal yang paling powerful adalah dimarahin ketika sampai rumah .

Justru saat ini saya rindu dengan semua hal ketika saya masih kecil dan hidup tanpa gadget .

SUPOSSING

Jika kau sedang berjalan lalu berkenalan dengan perempuan yang membuatmu tertarik , lalu kau berkenalan . Tak lama mengenalnya , kau suka,  lalu mulai menjadi sepasang kekasih dan ketika ada perbedaan pendapat kalian bisa saling mengerti juga saling memahami . Dan hal terbaiknya adalah ketika kamu menjual semua konsol game , komputer , laptop dan gadget mu untuk membeli cincin nikah , pastinya kekasihmu sangat senang .

Akhirnya kamu memulai sebuah keluarga dan mempunyai anak ,dan mempunyai rumah . Lalu kau memiliki anak , kau membesarkan anak mu dengan perhatian dan kasih sayang . Kau mengajarkan hal yang baik dan berharap anakmu menjadi manusia yang baik di masyarakat .

Dan anakmu beranjak dewasa , menemukan pasangannya , akhirnya menikah , memulai hidup baru . Ketika anak mu kembali ke rumahmu , dia membawakan cucu yang lucu untukmu .

Dan haripun berlalu , kau pun bertambah tua . Bahkan ketika pasanganmu akan meninggalkan mu , kau ada disampingnya , menatap matanya dan dia berkata "Aku beruntung menumukan mu , terima kasih telah menemani hari ku selama ini , terima kasih sudah menjadi pelengkap hidupku , jangan pernah lupakan semua momen ketika kita bersama" .

Akhirnya kau menatap album foto dimana semua kenangan indah selama hidupmu tercatat dalam sebuah kumpulan album di buku bukan dalam visual digital .

Semua perumpamaan ini tidak akan terjadi jika kau berjalan dan menunduk sibuk menatap smartphone milikmu . Kau akan melewatkan banyak kesempatan .

Lebih baik matikan layar smartphone milikmu , gunakan seperlunya , keluarlah dari dunia ilusi ini , waktu kita sangantlah terbatas , jangan membuang hidupmu hanya dengan terpaku di social media , karena bila suatu nanti saatnya tiba yang ada hanyalah penyesalan .

Saya pun menyesal menjadi bagian dari semua ini .

Kita sudah terjebak dalam dunia ilusi ini , kita hanya bisa mendegar percakapan tanpa menatap wajah dan matanya , karena  terlalu sering menggunakan social media .

Mari keluar tinggalkan social media , berikan rasa perhatianmu kepada orang lain , bukan dari like ,comment atau semacamnya .

Jadilah manusia pintar bukan pemakai ponsel pintar

Admin Rawrell

Post a Comment

0 Comments