Lanjutan Senior High School Story

"kalo boleh tau Bil , emang dada lu kenapa ?"
"ada bisulnya" Billynya malah bercanda
"ihh serius"
"gak , baik-baik aja"
"bener ?"
"bener cinta , eh" ketika ku dengar Billy bilang cinta , aku sepertinya agak malu dan saat itu aku terdiam 
Sampai juga di rumah ku 
"Bil"
"iya ?"
"mau mampir dulu gak ?"
"oh gak usah , makasih Dis"
"beneran ?"
"iya bener , lagian juga udah malem . Aku juga harus istirahat"
"oh yaudah deh . Bye" ucap ku sambil melambaikan tangan
"Dah"

Sebenarnya aku kasian terhadap Billy , dia tinggal sendirian di rumahnya .Jujur memang aku khawatir pada Billy namun apa yang bisa aku lakukan , aku hanya perempuan yang lahir dari keluarga yang berada , aku pun masih punya sifat manja dan berbanding jauh dengan Billy yang sudah bisa mandiri . Dan keheningan itu pecah saat Menteri Pendidikan datang
"hei Dis , ngapain kamu bengong ?" ternyata Ibu ku
"eh Ibu"
"ohhh kamu mikirin anak itu ya ?" Ibu ku penasaran
"ih apa sih Ibu"
"iya , kamu sukakan ? mulai senyum-senyum gak jelas di depan rumah"
"ihhh Ibu , aku tuh kasian sama Billy"
"kamu kasian apa khawatir ?"
"khawatir deh"
"berarti kamu suka kan? "
"iya deh aku suka " aku sebel kalo Ibu ku memojokkan aku seperti ini
"emangnya kamu khawatir kenapa ?"
"dia tuh tinggal sendirian di rumahnya"
"hmm memang orang tuanya kemana ?"
"Ibunya udah meninggal dan Ayahnya ada di luar kota"
"terus , dia gak punya saudara ?"
"dia belum bilang Bu"
"ohh , kamu bener suka sama Dia ?"
"ya belum tau , dia orangnya asik Bu"
"kapan-kapan ajak kesini Ibu mau ngobrol"
"iya kapan-kapan"

Malam itu , aku masih terbayang saat aku bangun dari tidur siang ku tadi . Dan yang ada di mata ku cuma Billy , ah Billy kamu harus tanggung jawab karena mu jadi kangen dan membuat aku insomnia . Oh ya sebelum Billy pulang , dia bicara padaku
"Dis kalo nanti lu tidur jangan lupa merem , jangan mikirin gua ya nanti lu kangen" Dan ucapan Billy benar , aku malah jadi kangen . Selamat Tidur Billy .

Kemana Billy ?
Pagi itu hari Senin , semua siswa seperti biasa upacara bendera di lapangan sekolah kami . Seperti biasa setelah upacara aku menyempatkan sarapan nasi uduk di kantin sekolah ku , aku hanya berdua bersama Andini saat sarapan di kantin . Namun ketika aku sudah selesai , ku lihat ada beberapa murid di hukum karena telat datang ke sekolah dan sejak saat itu aku teringat Billy , ketika di kelas pun aku juga tidak melihatnya . Kemana dia ?

Aku coba bertanya kepada sahabatnya , Anton .
"oii , Ton" aku memanggil Anton ketika dia beli mie ayam
"eh Dis , iya kenapa ? ayo makan-makan"
"iya makasih gua udah tadi , hmm si Billy kemana ya"
"gak tau ya , dia belum ngasih kabar ke gua"
"hmm , nanti coba gua sms deh"
"lu kangen ?"
"kangen apa sih ,cuma nanya doang" aku berbohong , aku memang kangen
"yaudah coba aja"

Aku coba sms dia berkali-kali , bahkan sampai larut malam . Sekarang aku benar-benar khawatir kemana dia , sedang apa dia , dengan siapa dia dan aku disini mengkhawatirkan kamu . Tak lama ada balasan dari handphone milik ku
"ah sial , sms operator"
Sungguh kesal diriku dan membanting handphone ku ke kasur , kalo ke lantai bantingnya aku malah di caci maki nanti oleh Ibu ku.

Tak terasa sudah seminggu aku tidak melihat kehadiran Billy , bahkan tidak ada kabar sedikit pun tentangnya , aku rasa dia sakit . Dan di akhir pekan aku berencana untuk ke rumah Billy bersama Andini dan Anton , kami membawa beberapa buah untuk Billy . Semoga dia suka dan dia baik-baik saja .

Sesampainya di rumah Billy ternyata rumahnya kosong tidak ada satu orang pun , dan aku mencoba bertanya ke tetangganya
"Permisi"
"oh iya ada apa neng ?"
"Ibu tau Billy kemana ?"
"Billy udah seminggu di rawat di rumah sakit neng"
"oh , kalo boleh tau sakit apanya Bu"
"hmm Ibu juga belum tau Billy sakit apa"
"Ibu tau rumah sakitnya ?"
"tau , Billy di rawat di Rumah Sakit Putri Bahagia"
"oh makasih banyak ya Bu"
"iya sama-sama neng"

Saat itu juga aku , Andini dan Anton  bergegas menuju Rumah Sakit , dan mencoba ingin tau apa yang sedang di alami oleh Billy . Sesampainya di rumah sakit kami coba bertanya kepada suster tentang keberadaan Billy , ternyata dia ada di kamar 7025 terletak di lantai 25 .

Ternyata memang ada Billy , dan dia pun kaget melihat ku dan Andini juga Anton .
"woy , tau dari mana lu gua disini"
"dari tetangga lu" jawab Anton
"lu kemana aja , gak ada kabar" tanya ku
"gimana mau kasih kabar , kan gua di rumah sakit"
"hahaha iya-iya"
"cuma segini ?" tanya Billy
"iya segini doang , eh lu sakit apa ?"jawab Andini
"emang perlu ya gua jawab ?"
"yaiyalah ngaco aja lu"
"udah lu semua gak perlu tau , yang penting doain aja biar gua cepet sembuh dan bisa kumpul lagi"
"ihhh sebenernya lu tuh sakit apa ?" aku mulai bertanya serius
Billy pun diam , semuanya ikut diam
"Billy , jawab dong" aku mulai sedih
"Billy" Billy pun ikut sedih dan mulai nangis
"lu gak perlu tau , yang penting doain aja biar gua bisa kumpul sama lu semua"
"kalo lu gak kasih tau gua jadi khawatir Bil !!" aku mulai menangis
"lu gak perlu khawatir , gua baik baik aja , yang penting lu doain aja , ya"

Pada saat itu suasana memang terasa haru , aku menangis di samping Billy dan hanya bisa terus bertanya "lu sakit apa ?" . Aku sebenarnya sangat khawatir , benar sangat khawatir . Namun disaat semua khawatir dia cuma bisa bilang "gua gak apa-apa"

Last Messages
Sudah 2 tahun berlalu , aku dan kawan-kawan ku juga sudah lulus . Kulihat di papan pengmuman Billy juga lulus walaupun dia ikut ujian khusus untuk siswa yang sedang sakit , dan memang tidak terasa sudah 2 tahun juga aku sering mengunjungi Billy yang sedang sakit , entah sakit apa dia belum memberitahu pada ku , para perawat Billy pun tidak mau memberitahukannya .

Hari itu aku memulai tes masuk perguruan tinggi negeri di Jakarta , dan ternyata Billy pun ikut mengikuti tes tersebut mungkin melalui internet atau semacamnya

Akhirnya aku masuk UNJ dan aku mau Billy tau jika aku masuk kampus yang terkenal di Jakarta itu , Namun ada yang aneh hari ini , karena terlihat ramai di depan kamar rawat Billy . Aku coba bertanya ke Bapak yang agak tua
"maaf pak Billynya ada di dalam ?"
"ini Disa ?"
"iya , Bapak siapa ?"
"saya Bapaknya Billy" ku lihat wajahnya seperti menahan air mata
"hmm, Billynya ada di dalem"
si Bapak malah menangis
"Billy kenapa Pak ?"
"Billy udah wafat nak Disa"
"Bapak yang bener ?"
"Benar Nak , Billy udah wafat"
Dalam sekejap semua kata surprise ku sirna ketika mendengar Billy sudah meninggal , aku cuma bisa nangis dan gak bisa ngomong apa-apa . Aku pun mengabari Anton dan Andini juga teman-teman lainnya . Tapi sebelum dia pergi , Billy menitipkan sesuatu ke Bapaknya
"tadi Billy pesen , tolong kasih surat ini ke Disa"
"surat apa Pak ?"
"kurang tau , Bapak tidak berani buka"

Didalam surat itu berisi surat bahwa dia lolos UPTN dan masuk ke UNJ sama seperti ku juga ada tulisan di surat itu yang berisi "Disa kayaknya kita satu kampus nih , jangan lupa main ke kelas gua hehehe" di samping tulisan itu ada gambar wajah yang sedang senyum . Aku menangis saat itu , aku sudah tidak bisa menahan air mata ini .

Dan ada satu lembar tulisannya yang sangat rapih dan berisi
"Disa dan semua kawan gua yang asik ,
maaf banget kalo gua ngerepotin lu semua ,
oh ya selama ini gua sakit kanker hati dan terima kasih udah mau temenin hari-hari gua selama ini , ketawa bareng , ngobrol bareng dan makasih juga udah doain gua ,
gua sayang lu semua dan akhirnya kita semua bisa kumpul lagi kayak dulu ,
walaupun gua udah gak bisa megang kalian ,
tapi tenang aja gua ada di hati lu semua .
Jangan sedih , kalo lu semua sedih gua juga ikut sedih ,
oh ya jangan lupa jagain Disa , gua sayang Disa"

di dalam surat itu juga terdapat DVD yang berisi videonya ketika Billy sakit , ku coba memutar DVD itu dan berisi Billy bernyanyi dengan gitarnya ketika Billy sakit , aku pun menangis saat Billy bernyanyi lagu "Sosok Sempurna dari Band Stand Here Alone" terutama pada lirik
"Dengan tanganmu ku bertahan  
Karena senyummu ku bernafas"
dalam DVD itu Billy bernyanyi 2 lagu dan satu lagu lagi adalah "Mutiara Terindah dari Band Vella Rose " aku tersenyum pada lirik
"Kau mutiara terindah yang pernah ku temui
 Di luasnya samudra mimpi ini semakin nyata"
hanya seperti itu isinya . 

Aku menangis di depan jasad Billy yang sudah kaku , sebenarnya aku ingin berkata betapa sayangnya aku ke dia tapi memang belum tepat . Namun aku telat memberi tahu rasa yang selama ini aku pendam dalam hati ku . Billy hanya satu ingin ku "yang tenang disana ya" .

dan saat pemakamannya aku melihat Billy dalam bayangan dan berkata padaku "jika ilmu pengetahuan membuat ku lupa dengan teman-teman ku , aku akan memilih untuk bodoh" . Sampai jumpa Billy sampai bertemu nanti , di Keabadian

Tamat

Post a Comment

0 Comments