Ramon Season 2 eps.2

Aku tau rasanya menjadi Rizal , telah lama bersama dan sekian bersama tapi Desi pilih orang itu tuk temani hidupnya . Sebenarnya sih tidak masalah , hanya saja Desi membawa pacarnya disaat yang tidak tepat .Info : bagi lelaki yang berada persis pada posisi seperti ini , sebaiknya kalian punya prinsip "Tapi inilah aku dan kunikmati hidupku , wanita masih banyak yang menunggu" itulah prinsip yang harus kau terapkan .

Masih Berharap
Namun berbeda dengan Rizal , dia masih mengharapkan cinta Desi . Yang Rizal berikan hanya kode-kode dan Desi mungkin tidak peka atas kode Rizal , ini cinta apa kantor intelejen kemana-mana pake kode . Namun Rizal hanya mengalihkan dirinya dengan mengobrol dengan Handan , Ian dan Arif , mungkin sebenarnya dalam hatinya tertusuk duri bertubi-tubi karena masih berharap kepada Desi (lebay ya ?) .

Ketika Desi dan Pacarnya sudah masuk , tanpa ada hujan dan angin  Pacarnya Desi berkata
"ini kita ngumpul sama gembel disini ?" kenalan aja belum udah ngeledek
"heh kamu gak boleh ngomong gitu" Desi menyambung
Sejenak semua hening sesaat
"pppfffffffttttttt , lu bilang kita gembel ?" tanya Ian
"iya lah , coba liat style lu udah kayak orang gak pernah mandi , muka kumel , rambut gak teratur"
"sebentar mas , anda ini siapa ?" tanya ku
"saya anak Pak Albert , yang punya produk Teh terkenal di Indonesia"

Namun ketika aku dan semua temanku mendengar pernyataan itu kita cuma bisa membalas dengan
"ahahhahahahahahahahaha"
"ohhh jadi lu anak orang kaya ?" tanya Handan
"lah iya , ngiri lu ?" tanya Pacar Desi
"aduhh ngapain ngiri tong , baru anak bos aja udah bangga" balas Handan

Tiba-tiba Desi menyubit dan membentak
"ihh  kamu jangan ngejek teman ku dong mereka semua orang sukses " Desi berkata dengan lantang
"orang sukses ? khayalan kamu tinggi banget , terus kamu lebih milih aku apa temen-temen kamu ? " tanya Pacarnya
"kalo kamu nanya kayak gitu , aku lebuh milih temen aku" ujar Desi
"hmm , emang dasar cewek gak tau di untung" pacarnya Desi berdiri seraya menampar Desi

Sunggu tega pacarnya Desi , tanpa rasa kasihan dia langsung saja menampar Desi . Karena kesal akhirnya aku berdiri
"woy , gila aja lu cewek  sendiri di tampar" sesaat aku ngerasa de javu Putri
"hahaha , ini kan tangan gua , terserah gua dong . Ini juga cewek gua , terserah juga dong" ujar Iblis itu
"lu pulang aja dah , rese lu kalo disini !!!" Ian membentak

Akhirnya Pacarnya Desi pergi tanpa pamit dan meninggalkan Desi ,kami pun coba mengikuti sampai pintu rumah ku dan Desi coba mengejarnya lalu berkata
"kamu mau kemana ?"
"pulang"
"kenapa emang ?"
"temen kamu gak asik"
"yaudah jangan pergi dong"
"apa ? jangan pergi ? kamu aja tadi lebih milih temen kamu daripada aku"
"ya maafin aku , aku salah"
"maaf ? mulai sekarang kita putus"
Dan pacarnya Desi  pergi meninggalkan luka dengan amarah yang ada dalam hatinya , tiba-tiba Rizal menghampiri Desi dan berkata
"minta maaf sana , mumpung belum jauh"
"iya Zal , say tunggu aku mau ngomong" dan Desi berlalu meninggalkan Rizal
dan ku dekati Rizal lalu mencoba mengobrol
"cuk , ngapa lu suruh Desi minta maaf ke pacarnya , udah tau pacarnya kayak gitu"
"biarin Mon , dia kan masih sayang , gua gak tega kalo dia putus tapi masih cinta"
"ohhh"
Menurut ku penggambarannya seperti ini

















source : meme comic indonesia

Namun ku tahu Rizal adalah pribadi yang kuat , dia tak selemah itu .

Jangan Sedih
Hari itu aku sedang bermain game online dengan Ian karena  tepat sekali kami berdua sedang memiliki waktu kosong . Tak lama handphone ku berdering , ternyata Putri menelepon ku .
"assalamualaikum Put"
"walaikumsalam , Ramon lu dimana ?"
"gua lagi di rumah , emang kenapa ?"
"Ramonn , Adit Mon Adit"
"Adit siapa Put ?"
"Adit pacar gua"
"ohh iya kenapa ?"
"Adit tabrakan Mon"
"astagfirullah , sekarang lu dimana ?"
"gua di rumah sakit Jatinegara"
"yaudah gua jalan kesono"
Akhirnya aku pergi dengan Adrian menuju rumah sakit .

Sampai kesana aku mendapati Putri sedang menangis , kasian dia tidak ada yang menemani . Aku coba menghampiri , ku lihat banyak lecet di kulit Putri dan tangannya penuh darah
"lu gak apa-apa ? Adit di rawat dimana?" tanya ku
"gua gak apa-apa , Adit di ICU"
"emangnya tadi tabrakan gimana ?"
"sebenarnya gua lagi bercanda sama Adit di mobil , terus tiba-tiba Adit lengah dan menabrak truk , bagian kanan mobil rusak parah terus Adit juga ada disitu" Putri menjelaskan
"yaudah lu yang sabar ya Putri"
Putri hanya balas mengangguk

Tak lama ada Dokter keluar dari ruang ICU dan bertanya
"disini yang saudaranya mas Adit siapa ?"
Lalu Ian berdiri
"saya pak"
"hmm , gini mas . Sepertinya ada pendarahan di kepala mas Adit ini dan sekarang mas Adit sedang mengalami koma , dipekirakan berlangsung selama 3 bulan"
"ohh , terima kasih pak atas kerja samanya"
"iya sama-sama"

Ku dengar Adit mengalami koma selama 3 bulan sungguh kasian Putri ada saja musibah yang menghampirinya . Putri jangan sedih , ada aku disini

2 bulan 20 hari kemudian 
Sudah hampir 3 bulan aku bersama semua kawan ku menjenguk Adit , suami Putri . Menurut dokter beberapa hari lagi Adit akan terbangun , entahlah predikisi dokter benar atau tidak . Dan hampir 3 bulan juga aku mengunjungi Adit di rumah sakit tanpa sehari pun ku lewati dan aku masih kasian melihat Putri yang selalu merenung di samping tubuh Adit yang sedang di rawat .

Kadang Putri menangis dan berbicara pada Adit yang membisu
"Dit , kalo nanti kamu bangun . Kita pergi ke pantai ya , liat sunset bareng , menikmati suara ombak di pantai dan masih banyak yang mau aku lakukan"

Kadang juga dia bercerita tentang keanehanku saat masih di bangku sekolah
"Dit tau gak ? Ramon pernah ngeledek guru sosilogi , saat itu guru sosiologi sangat marah bila ada sisiwa yang bermain handphone . Nah waktu  itu Ramon mainin handphone terus gurunya ngedeketin Ramon dan ambil handphone Ramon , eh gak taunya itu handphone mainan yang di beli sama abang-abang"

Walaupun Putri sering ngejoke , bercerita yang aneh-aneh . Tetap saja Adit terdiam dan tak bisa apa-apa . Kadang ketika Putri curhat sama Adit , aku cuma bisa melihat dari kejauhan , aku tidak bisa berbuat banyak . Kadang ku berdoa dalam setiap sujud ku "semoga apa yang di harapkan Putri , terkabul dan bisa membuatnya bahagia" itu saja doa ku

2 bulan 26 hari
Siang ini aku akan kembali mengunjungi Adit di rumah sakit setelah menyelesaikan pengawasan terhadap para pekerja mebel ku . Ketika selesai mengawasi aku pun berangkat ke rumah sakit dengan motor ku .

Sesampainya di rumah sakit aku melihat Putri sedang bahagia , kenapa ? karena Adit sudah siuman , alhamdulillah . Akhirnya penantian Putri berakhir juga dan suasana pun menjadi haru , aku juga ikut larut dalam kebahagian ini . Semoga ini adalah yang terakhir untuk Putri dan tak ada lagi yang membuatnya sedih kembali .

Namun , ketika Adit terbangun dia bertanya
"Anak kita mana Mah ?"
"kita kan belum punya anak"
"lalu itu siapa ?" Adit tidak mengenal ku
"itu Ramon , waktu itu kita main ke rumahnya"
"oh iya , aku inget mas Ramon ya ?"
"iya mas , ehm sebaiknya gua panggil dokter dulu biar ada penanganan" jawabku
"wah makasih mas"
"iya tenang"
Akhirnya aku panggil dokter untuk memeriksa keadaan Adit , namun saat ku kembali ku kamar rawat , Adit merasa memang saatnya dia dipanggil oleh-Nya . Dan Adit memanggil namaku
"Ramon , Ramon"
"iya Dit" bergegas ku hampiri Adit
"ini pesen gua , JAGA PUTRI"
"hah pesen , emang lu mau kemana ?"
"gua pergi dulu Mon , jaga Putri ya . Gua mau lu janji"
"gua janji pasti jaga Putri"
"makasih , huhhh huhhh"
Nafasnya sudah tidak teratur dan dokter memanggil para perawat untuk membantunya . Aku pun menarik Putri agar tidak menggangu dokter , kulihat mata Adit lebar terbuka dan bernafas dengan cepat dan ketika terdengar suara "tiiiiiitttttttttttttttttt" di elektrokardiogram tapi dokter terus berusaha untuk menyadarkan Adit dengan defibrilator atau alat kejut jantung yang berada di rumah sakit .

Tapi sayang nyawa Adit sudah diambil oleh Yang Maha Pemilik Segala , Adit sudah wafat dan Putri pun menangis tak karuan . Aku cuma bisa terdiam melihat suami Putri sudah terbujur kaku , ya tuhan padahal baru saja aku mengobrol dengannya dan aku disuruh untuk berjanji untuk menjaga Putri setiap saat , aku tak bisa menolaknya ini adalah permintaan Adit .

to be continued

Post a Comment

0 Comments