4

Pendahuluan

Dahulu kala , sebelum ditemukannya gadget seperti jaman ini dan pohon pun masih menjulang tinggi , ada 4 petualang yang sangat terkenal se-RT , eh bukan maksudnya terkenal aja gitu . Mereka berkelana dengan tujuan menemukan hal-hal yang baru . Mereka tidak dibesarkan dalam kemewahan dan kemegahan , mereka sudah ditempa bertahun-tahun oleh kakek pertapa yang bernama Kakek Topos .

Dan mereka dikenal sebagai Tahu Isi Party , entah siapa penemunya . Menurut cerita para petinggi adat , mereka sangat menyukai makanan tahu isi , mau diisi toge , kol , bahkan paku payung pun akan mereka makan . 

Tentara Bayaran
Siang itu keempat petualang sedang beristirahat di Desa Payon , desa ini sangatlah bersih dan asri , penduduknya pun ramah dan baik , walau terkadang ada beberapa pemabuk yang pikirannya tidak bisa terkendali lagi atau kalap .

Oh ya , sebelumnya perkenalkan para petualang itu . Gibran , Raka , Dika dan Adit

Siang itu juga mereka baru saja menyelesaikan misi yang diberikan Bapak penjaga warung untuk membawakan 3 ekor kambing hutan . Dan semuanya berjalan baik-baik saja sampai saat ada pemabuk yang datang ke arah Raka .

" tutuplah botol mu , tutup lah oplosan mu , emanne nyawa mu , ojo ndok terus-terus , ayo goyang dumang , ulalalala " begitulah ucap si pemabuk yang datang ke arah Raka dengan arah langkah yang tak jelas .

" bro , mau dibawa kemana , hubungan kita , jika kau terus minum oplosan , dan tak pernah goyang dumang " yah namanya juga orang mabuk , tidak jelas pemikirannya .

tak lama setelah pemabuk itu bersenandung , pemabuk itu menghantamkan botol miras ke arah wajah Raka tanpa alasan yang jelas

"prangg!!!!" eh itu mah suara piring jatoh

"bletak !!!!" semua orang kaget dan terdiam , karena mereka tahu pemabuk itu adalah preman desa Payon .

keluarlah darah dari dahi Raka

" ayo bang , ribut sama saya " tantang si pemabuk itu

Namun yang terjadi Raka malah tertawa

" hahahahaha "

Sambil tertawa Raka dengan cepat mendekati si pemabuk dan meletakan pedang miliknya di leher si Pemabuk

" jika saja aku tak memliki hati , mungkin kau tidak bisa merasakan lehermu sekarang"

dalam sekejap pemabuk itu tersadar , entahlah mukjizat darimana yang membuat pemabuk itu bisa tersadar . Lalu Gibran memegang pangkal pedang milik Raka

" kamu masih punya hati " ujar Gibran yang membuat Raka menaruh kembali pedang pada tempatnya

setelah ketegangan yang terjadi karena ulah si pemabuk datanglah orang yang tidak dikenal , ngakunya dia utusan dari seorang Revolusioner .

" sepertinya kalian sedang menikmati makan siang disini " ujar si utusan

" ada perlu apa ? " tanya Gibran

" kami butuh bantuan kalian ? "mohon si utusan tersebut

" apa untungnya bagi kami ? " tanya Dika

" separuh aset milik kami " jawab si utusan

" apa tugas kami ? " tanya Gibran

" kalian hanya harus membunuh para pengawal yang nanti melewati jalur ini " sambil menunjukan arah di peta

" apa yang dijaga oleh pengawal itu ? " tanya Gibran

" sesuatu yang sangat penting "

" seberapa penting ? " tanya Raka

" yang dijaga ini bisa merubah dunia " tegas si utusan

" kapan kami bisa melakukannya ? " Gibran

" besok subuh "

" oke , kami siap melaksanakannya "  tegas Gibran

# 30 menit sebelum penyergapan

" menurut kamu , kita menyergap siapa ? " tanya Adit

" mungkin seseorang dari pemerintahan yang korup , tapi menurut insting ku ada yang berbeda dari penyergapan kali ini " jawab Raka

tiba-tiba Dika memberi tanda agar semua siap  ditempat

ada 20 pengawal yang mengiring sebuah kereta kuda dan yang pasti ada orang pemerintahan didalam kereta kuda itu

dan penyergapan dimulai tanpa suara berisik , sebenernya kalo pake gambar atau video bagus nih

tidak butuh waktu lama untuk menghabisi 20 pengawal itu . Namun saat Raka membuka pintu kereta kuda tersebut , dia mendapati seorang perempuan sedang main PES 2015 , yeee bukan , perempuan berbusana rapih

" kenapa kamu menghentikan kereta aku ? " tanya perempuan itu yang kelihatannya dia adalah seorang putri pemerintahan

" ini adalah perintah , jadi maaf bila kali ini aku membunuh seorang wanita " ucap Raka dengan ragu

" jika aku mati disini karena bukan ulahku , aku akan menerimanya . Aku sudah siap " jawab sang Putri dengan pasrah

dan Raka siap menusuk kepala si Putri itu .

" tunggu Raka , jangan bunuh dia " teriak Dika

" kenapa Dika ? " tanya Raka

" kita dijebak ,  cepat bawa perempuan itu bersamamu "

" ayo cepat nona , kita sedang melawan waktu "

" oh iya tentu "


bersambung

Post a Comment

0 Comments