覇気 (Ambisi)

Ambisi...

adalah sebuah kekuatan untuk mencapai sesuatu, didalamnya berisi "semangat juang","naluri" bahkan "kekuatan yang memaksa". Sebagai contoh ketika kamu sedang terpojok dalam suatu situasi, otak dan tubuh dipaksa untuk berpikir juga bergerak dengan cepat.

Ada suatu ambisi itu dimana salah satu indra kita dapat melakukan prekognisi. Bisa dibilang ambisi yang dimaksud adalah dapat melihat masa depan.

Namun sayangnya tidak semua yang dilihat di masa depan itu baik, penggunanya sendiri harus menerima jika ia melihat hal buruk.

Dan kekuatan ini mendadak bangkit dan membuat hidupku berubah 360 derajat.


Namaku Denny...

Namaku Denny seorang mahasiswa semester 7 yang sedang sibuk-sibuknya menjalani perkuliahan semester akhir bersama tas dan sepatu usang milik ku yang sedari semester 1 tidak pernah ku ganti, lalu ditemani oleh kawan-kawan yang memiliki otak brilian namun berbanding terbalik dengan sikapnya.

Aku adalah orang yang kemampuan yang aneh, entahlah kalian mau percaya atau tidak tapi ini yang ingin aku bagikan pada kalian. Aku bisa melihat masa depan, tapi disaat aku memberi tahu tentang penglihatan ku pada orang lain, sesuatu yang buruk akan mendatangiku kapanpun dan dimanapun.


"Sakit Keras Saat SMA"

Dahulu saat masih menginjak remaja, aku adalah orang yang sangat teledor. Orang yang tidak peduli dengan sekitar bahkan pada diriku sendiri.

Entah suatu hari aku pernah tertidur setelah mata pelajaran olahraga dan bermimpi berada dirumah sakit dalam kondisi tangan disuntik lalu dimasukan ke dalam ruangan isolasi. Lalu aku mendengar suara dokter.

"Untuk kamu wajib berada diruangan isolasi, ditempat ini udaranya lebih bersih dan beruntungnya cuma kamu pasien yang menempati ruangan ini sendiri, jadi kamu tidak ikut tertular penyakit dari orang lain, semoga leka sembuh ya"

Entah kenapa aku langsung bangun dan teringat kata-katanya. Suara itu terdengar jelas seperti seseorang sedang berbicara empat mata dengan ku.

Setelah mimpi itu aku tidak pernah berbicara pada siapapun tentang mimpi itu dan memang tidak terjadi apa-apa, sampai suatu hari ada kawanku bercerita mimpinya jadi nyata mereka menyebutnya Deja Vu.

Karena mulutku jahil dan gatal, aku mencoba menceritakan apa yang aku lihat dalam mimpi secara detail.

Tapi mereka justru dengan guyon karena sudah jelas yang aku ceritakan adalah mimpi di siang bolong atau mimpi karena aku terlalu lelah.

Setelah mendapat tanggapan itu ada sesuatu dalam benakku yang aku rasakan, seperti hal aneh dan itu baru pertama kali aku rasakan.

Di minggu pertama aku merasakan tenggorokanku sangat kering seperti orang haus. Tapi saat itu aku tidak menanggapinya secara serius, mungkin saja karena cuaca ekstrim yang membuat daya tahan tubuhku menurun.

2 minggu aku masih merasakan hal yang sama, namun ini lebih parah.

Aku mulai muntah darah, meskipun tidak banyak tetap saja itu membuatku takut. Tidak pikir panjang aku langsung mengambil tindakan untuk melihat kondisi di klinik kesehatan.

Dokter disana bilang padaku kalau yang aku alami saat ini adalah gejala Thypus, pada akhirnya aku diberi vitamin untuk diminum dan memulihkan kondisi tubuhku, tapi beliau menyarankan untuk segera ke rumah sakit agar ditanggulangi lebih lanjut.

Semua obat ku bawa pulang, ketika sampai rumah semua itu cuma jadi aksesoris diatas lemari pendingin.

Memang aku sudah merasakan kalau yang aku alami ini buruk, tapi apa mungkin itu berhubungan karena aku menceritakan penglihatanku secara detail. Semua masih menjadi rahasia.

Selang 2 bulan aku sudah terkujur lemas dengan selang infus ditangan kanan ku, entah percaya atau tidak. Aku juga ditempatkan pada ruangan isolasi namun berbeda seperti di mimpi ku saat itu, tak lama ada seorang dokter dan berkata

"Untuk kamu wajib berada diruangan isolasi, ditempat ini udaranya lebih bersih dan beruntungnya cuma kamu pasien yang menempati ruangan ini sendiri, jadi kamu tidak ikut tertular penyakit dari orang lain, semoga leka sembuh ya"

Tiba-tiba aku mulai berpikir kalau semua ini terhubung. Apa yang aku lihat apa yang aku dengar, semuanya mulai terhubung dan nyata.

Sekitar 2 tahun lebih aku baru dinyatakan kalau sakit yang aku alami itu benar-benar sembuh dan bersih dari penyakit. Namun penglihatan itu tidak kunjung berhenti dan selalu memperingatiku jika akan terjadi sesuatu.

Namun ketika aku menceritakan itu pada orang lain selalu terjadi hal yang aneh, oleh karena itu aku hanya memberi clue atau sedikit petunjuk. Jika memang ini anugrah dari Tuhan yang diberikan padaku sudah pasti aku tidak boleh menyampaikan apa yang aku lihat, karena itu adalah rahasia Tuhan. 

Aku hanya diberi penglihatan dan peringatan agar lebih berhati-hati, namun yang lebih utama yaitu aku tidak diijinkan untuk mendahului kehendak-Nya dengan menyampaikan secara detail apa yang aku lihat.


KULIAH

Kampus, tempat dimana romantisme tercipta dan sisanya adalah perjuangan. Dan ditempat ini kemampuanku semakin tajam.

Kadang aku berpikir, jika suatu saat nanti aku mendapat penglihatan kalau saudara atau orang terdekat ku celaka atau bahkan dipanggil Tuhan, bagaimana cara ku menyampaikannya?.

Sedangkan aku tidak boleh menyampaikan petunjuk itu agar tidak mendahului kehendak-Nya.

Beruntungnya sampai saat ini aku belum diberi penglihatan seperti itu. Disaat kuliah aku sering mendapat penglihatan tentang kemana jalan yang harus ku pilih. Dan aku dapat melihat bagaimana akhir dari jalan yang kupilih itu.

Namun sayangnya, aku tidak dapat melihat efek samping dari jalan yang kupilih. Sebagai contoh, pada tahun ke-3, saat itu aku dan teman kongkowku berlibur ke salah satu pantai di daerah selatan jawa.

Kami pergi pagi buta dan sampai sekitar jam 4 sore, kami terlalu banyak berhenti untuk mengambil foto, istirahat, makan siang sampai beribadah.

sampai ditempat menginap aku langsung beribadah dan istirahat sejenak sampai akhirnya tertidur, namun aku bermimpi ada seseorang wanita yang memiliki paras cantik, mengenakan baju adat dan bermain dipantai.

hey sebentar, untuk apa bermain dipinggir pantai menggunakan baju adat?

Ia melambaikan tangannya padaku, namun tidak terlihat ada rasa senang diwajahnya.

Jujur aku terdiam saja, tak lama aku baru sadar jika ia memberi peringatan dan bukan melambaikan tangannya.

Lalu ombak besar datang dan menghantam wanita itu.

Sontak aku terbangun dengan keadaan tubuh yang berkeringat, bahkan wajahku pucat. Sesaat aku coba menenangkan diri dan bertanya dalam hati, siapa yang ada didalam mimpi ku tadi. Apa mungkin ini larangan tidak boleh tidur setelah pukul 3?

atau

ini sebuah pertanda?

Aku sering melihat petunjuk, tapi mengapa petunjuk itu disampaikan oleh seseorang dalam mimpi?

Aku langsung beranjak ke pantai, saat itu jam setengah 5 sore dan angin laut memang cukup besar sampai pohon kelapa terlihat seperti menunduk.

Aku duduk didepan kamar sambil menunggu apa yang ia sampaikan dalam mimpi itu, perkiraanku pasti ini musibah untuk seseorang.

"Hey Den.." sapa kawanku, Anisa namanya

"oh iyaa"

"bengong aja lu"

"haha, lagi nikmatin sore aja kok ini"

Anisa adalah seorang mahasiswi akhir sepertiku, teman nongkrong dan kami bertemu dalam sebuah project seni dan bahasa pada akhir semeter 5 dan menjadi kawanku sampai saat ini. Dia orangnya punya sifat rasa ingin tahu yang besar(kepo akut alias penasaran),  baik apalagi kalau ada maunya dan kawan yang suka minta jajan meskipun dompetku sedang krisis.

Meski satu kampus dia berbeda fakultas dengan ku, aku di fakultas seni rupa dan dia berada difakultas bahasa, walaupun berada dikelas bahasa anehnya dia suka bermain saham di pasar bursa efek, dasar perempuan aneh.

"ngopi gak ?" tanya Anis

"boleh" jawabku

"yaudah beli kopinya dulu diwarung, kita lupa bawa stock"

"lu deh yang beli, gua males banget" aku hanya mengalihkan supaya dapat mengawasi pantai dan menunggu petunjuk dalam mimpi itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan seseorang.

"yee bentar doang, depan situ tuh" Anis menunjuk sebuah warung yang berada tidak jauh dari penginapan kami.

"sekalian lu beli rokok, gua tau rokok lu abis" lanjut Anis

"ntar dulu 10 menit lagi"

"nunggu 10 menit mah jadi dingin airnya, mumpung baru mendidih tuh air panasnya"

"duhhh, iya iya mana uangnya ?" tanyaku dengan tangan menadah

"dih lu yang banyak duit masa minta ke gua"

"heeeee" gua boleh tampol cewek gak sih? Hahaha

Akhirnya aku jalan menuju warung, saat itu jam 5 sore dan disana ada beberapa remaja yang lagi kumpul sambil merencanakan sesuatu.

"coy ayok renang, enak nih sore-sore" ajak salah satu remaja

"kagak ah, udah sore dingin" jawab yang lain

"yaelah, kalo renang hilang dinginnya"

"lu aja dah gua males"

"woi, ayo dong masa kepantai gak renang"

"besok pagi aja, enak tuh pas sunrise juga" saran temannya yang lain

"ah gua maunya sekarang, ayo dong, masa gua sendiri"

"yaudah lu aja, gua males banget sumpah"

Dalam hatiku "ini kok bocah maksa banget yak, padahal masih ada hari esok"

tak lama remaja yang ngebet banget itu buka baju sambil sedikit kesal.

"ah gak asik lo semua" ia lalu pergi ke pantai dan berenang.

------------

"bu rokoknya 1 bungkus sama kopinya 1 renceng ya" sementara aku membeli kebutuhan ku

"apa lagi dek?"

"udah bu ini aja, jadi berapa?"

"40 ribu dek"

"ini ya"

sebelum pulang aku mendengar para remaja itu sedikit menyindir temannya yang tadi memaksa mereka berenang.

"hey, kenapa gak ikut renang kasian temen kamu itu?" tanyaku

"biarin aja kak, dia mah suka gitu, suka maksa, kita jadi males" jawab salah satu remaja

"paling enggak diawasin loh" terus aku

"dia bisa jaga diri kok, tenang aja kak"

"oh yaudah kalau begitu" seraya aku pergi dan kembali ke penginapan.

baru dipertengahan jalan, tiba-tiba seperti ada suara pesawat jet yang keras ditelinga. Berdengung sampai telingaku terasa sakit, aku menutup telinga sambil dengan tujuan agar bisa menahan rasa sakit itu.

Kejadian itu cukup berlangsung lama, sekitar 1-2 menit aku merasakan itu.

Lalu..

"tolong !!!! tolong !!!! ada yang tenggelam !!!! tolong !!!! tolong !!!!"

dan semuanya sudah terlambat....

Post a Comment

0 Comments