覇気 (Ambisi).

Ketika aku mendengar suara itu aku langsung menuju sumber suara.

Belum sampai disana aku sudah bisa melihat seorang remaja yang tubuhnya sudah pucat diangkat keluar dari bibir pantai, sepertinya terlalu banyak menelan air laut.

Lalu dibawa ke tempat seperti saung yang jaraknya tepat didepan dan tidak jauh dari tempat ku menginap.

"Semoga aja belom terlambat" aku berkata dalam hati sambil berlari menuju saung itu.

Entah kenapa aku merasa ini menjadi tanggung jawabku, mungkin saja aku bisa menyelamatkannya tapi jika ini adalah keputusan Sang Pencipta justru aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Sesampainya disaung, aku melihat banyak orang sedang berkumpul sambil menunggu anak itu sadar dari pingsannya. Aku juga melihat seorang penjaga pantai memompa tubuh anak itu agar tersadar.

Namun...

Sepertinya remaja itu tidak kunjung kembali dari pingsannya, justru dia tertidur lelap selama-lamanya. Entah kenapa untuk sudah sering aku melihat sebuah pertanda dan selalu tidak fokus pada pertanda itu.

Jujur aku lemas saat melihat anak remaja itu sudah tidak lagi bernafas, coba saja kamu bayangkan baru sampai pantai belum sampai 24 jam sudah melihat orang meninggal dan tepat didepan penginapanmu.

Tidak lama setelah itu, teman-teman remaja yang tenggelam itu datang menjemputnya. Mereka semua langsung menghampiri remaja yang sudah tenang tertidur tenang.

Aku hanya melihat dari kejauhan dan langsung beranjak ke penginapan, aku takut mereka semua melihatku dan menaruh dendam padaku karena "mungkin" yang ada dipikiran mereka aku sudah tau kalau remaja itu akan tenggelam, tapi aku tidak bisa menyelamatkannya.

Dan aku juga mencoba pergi untuk menenangkan diri karena telingaku masih saja berdengung.

---------------

"hey" ada seseorang memegang pundak ku.

"ha?" aku menoleh dengan setengah sadar akibat dengungan ditelinga

"aku tau kamu bisa melihat itu" jawab seorang perempuan dengan paras cantik namun dengan tatapan mata yang tajam

"haa? apa sih?" aku bertanya kembali sambil menutupi telinga juga kebohonganku

"jangan coba-coba bohong" jawab kembali perempuan itu dengan tatapan yang makin tajam

sesaat aku terdiam, aku bahkan tidak mendapat penglihatan jika akan bertemu orang yang misterius ini.

aku bertanya dalam hati

"Siapa dia ?" "Mau apa?" "Kenapa dia bisa tau?"

sepersekian detik perempuan itu kembali memberitahuku

"kamu gak perlu tau siapa aku, apa mau ku dan bagaimana aku tau kemampuan mu" astaga dia tau yang aku ucapkan dalam hati

"secepatnya kita harus bertemu" lanjut dia sambil pergi dengan tiupan angin membelai rambut panjangnya yang diikat kuncir kuda.

---------------

Ya, ini sudah malam, semua bayangan tadi sore masih terpikir dikepala tentang betapa teledornya aku sehingga tidak memahami petunjuk yang ada didalam penglihatanku dan siapakah perempuan dengan rambut panjang diikat lalu menyapaku tadi sore.

Aku tau pasti dia bisa merasakan bahkan melihat apa yang aku lihat.

Entahlah, aku kurang yakin tentang itu.

Aku kembali ke tempat remaja itu diberikan pertolongan dan sayangnya Tuhan memanggilnya. Entah kenapa aku masih bisa merasakan suara saat dimana dia memaksa temannya pergi ke laut untuk berenang.

Ah,,

Untuk lain kali aku berjanji tidak akan teledor lagi.

---------------
Kirana..

Aku kembali duduk pada saung tempat remaja itu menghembuskan nafas terakhir seraya menikmati angin pantai dimalam hari yang dingin, ditemani suara desir ombak dan aroma buih lautan yang khas.

aku berkata

"gua yakin kita bakalan ketemu lagi, makanya gua tunggu disini" sebelumnya aku mendapat penglihatan akan ada seseorang yang datang

lalu datanglah seseorang mengendap dari belakang dan menampakkan dirinya. Seorang perempuan dengan rambut diikat dan menggunakan kacamata.

"boleh aku duduk?" tanyanya

aku tidak berbicara hanya menggeser tubuhku supaya orang itu mendapatkan tempat duduk.

"terima kasih" lalu ia duduk

"Aku Kirana" tanpa basa-basi dia memperkenalkan dirinya

"Denny..." jawabku dengan singkat

"hmmm, lagi ngapain?" dia mencoba bertanya

"ngadem aja, dikamar panas" jawabku

"ohh"

"lu ada perlu apa mau ketemu sama gua" aku coba bertanya

"aku mau tau aja tentang kamu" jawab dia

"hahaha, emangnya lu mau tau apa tentang gua, gua orang biasa kali" jawabku

"aku tau kamu punya kemampuan"

"ssttttt, pelan-pelan" jawabku

"iya gua tau terus kenapa kalo gua bisa lihat masa depan?" lanjutku

"terus kenapa kamu tidak bisa membantu remaja itu?" tegasnya

"ya gimana ya, gua susah jelasinnya" jawabku

"seharusnya kamu bisa merubah masa depan" jelasnya lagi

sejenak gua terdiam

"kamu harus latih lagi kemampuan itu" suruh dia

"caranya?" tanyaku

"entahlah" jawabnya

aku bergumam dalam hati
"Eh buset nih bocah ngasih saran tapi dia gak ngasih tau caranya, mirip banget dosen semester akhir"

dia terdiam dan aku juga terdiam sambil berpikir..

---------------
Kemampuan Kirana...

Tak lama cacing kepanasan alias Anisa datang..

"hey siapa nih?" tanya Anisa

sesaat hening, lalu aku mencoba memperkenalkan

"eh, Kirana ini Anisa temen gua, Nis ini Kirana temen gua" sambil aku tarik tangan mereka untuk bersalaman

Jujur saja saat itu Kirana hanya diam, dia sungguh sangat misterius dan menyeramkan.

Dan saat tangan Anisa dipegang, ada hal aneh yang terjadi

"gua Anis...." tiba-tiba Anisa diam, matanya kosong kayak orang kemasukan setan.

Coba aja kamu ketemu dua cewek yang lagi kamu coba buat kenalan, yang satu tiba-tiba kayak kesurupan yang satu lagi diam aja gak gerak sama sekali.

Gua coba gerak-gerakin badan Anisa

"nis, nis, nis... wah gila kenapa nih bocah"

lalu Anisa terjatuh dan dalam posisi berlutut namun tangan mereka masih diposisi salaman. Gak pake basa-basi aku tarik tangan Anisa supaya lepas dari tangannya Kirana.

Dan setelah itu keduanya sadar, Anisa langsung menangis dan aku memeluknya sambil coba menenangkannya.

Entah apa yang barusan terjadi, benar-benar diluar logika dan akal sehat. Tak lama Kirana juga sadar dan beranjak pergi sambil pamit

"Maaf ya, aku pergi dulu. Mungkin lain kali kita bisa ketemu lagi Den.."

Aku cuma bisa diam, sebenernya dia itu ngapain coba

"dah dah, tenang tenang" aku coba menenangkan Anisa sambil kembali ke penginapan dan meninggalkan saung

---------------
Kemampuan Kirana pt2...

Sesampai dipenginapan banyak teman bertanya padaku Anisa kenapa bisa nangis gini.

Aku jawab aja "tadi dia salaman sama orang, niatnya kenalan eh tiba-tiba gini"

"jangan-jangan jin tuh" salah seorang asal ucap

"hushh jangan ngomong gitu gak baik" yang lainnya mencoba meluruskan

"tolong dong yang cewek bawa Anisa ke kamar, supaya istirahat kasian dia, nanti gua ceritain" suruhku

Malam itu aku tidak bisa tidur sama sekali, memikirkan apa yang ada didalam benak Anisa. Orang yang biasanya sangat ceria tiba-tiba langsung jatuh dan menangis hanya karena bersentuhan tangan.

Sedikit aku ingat-ingat, Kirana pernah bilang dia juga punya kemampuan yang sama sepertiku, berarti dia juga bisa melihat masa depan, terus dia perempuan dengan level yang seperti apa sampai membuat Anisa seperti orang depresi.

Dan pesan yang dia berikan padaku untuk melatih kemampuanku dan terus aku pikirkan sampai pagi.

Angin dingin laut kurasakan sampai menunggu hangatnya mentari menyapa dipagi hari. Isi kepala seperti kosong tanpa udara, tidak ada oksigen cuma ada karbondioksida.

Karena semalam suntuk aku hanya berpikir sambil merokok dan sampai pagi tidak kutemukan jawabannya.

---------------
Anisa Terbangun

Sudah 3 bungkus aku habiskan semalam suntuk, memikirkan yang terus terngiang dalam benak dan otakku. Dan niatku hari ini kita semua pulang untuk menghindari hal aneh yang nantinya akan ada lagi dan membuat ancaman disaat kita berlibur.

"yah tinggal sebatang, beli dulu dah" aku beranjak untuk pergi ke warung

"hey den" dengan muka lemas Anisa memanggilku

"eh lu udah sadar?" tanyaku karena khawatir

"menurut loooo?" dengan nada bercanda

"waduh nih bocah gak ada kapoknya, semalem kena kejadian aneh paginya masih bisa bercanda"

"hahaha, lupain aja sih"

"emang pas lu jabat tangan apa yang lu rasain?" tanyaku

"................." tiba-tiba dia terdiam kembali

"yaudah gua pergi beli rokok dulu, sekalian nyari makanan anget buat sarapan lu"

---------------

tak lama aku kembali dan aku melihat Anisa sedang melamun, aneh saja orang yang biasanya tidak bisa diam ini untuk pertama kalinya baru ku lihat dia melamun seperti ada yang dipikirkan sama sepertiku semalam.

"woiiiii bengong aja lu, nih gorengan sama sorabi, dimakan mumpung masih anget"

"eh iya makasih ya den"

"sekarang udah tenang belom?"

"hmm.. udah"

"yaudah, apa yang lu rasain semalem?"

"yang gua rasain pas jabat tangan, gua bisa lihat masa lalu gua, semuanya keliatan jelas, bahkan gua bisa ngerasain kalo gua ada ditempat itu"

"maksudnya?" aku memang sedikit agak telmi

"gua bisa lihat masa lalu gua, pas banget ketika orang itu jabat tangan gua"

Side Story of Anisa
---------------
Anisa adalah anak dari keluarga yang brokenhome, tidak seperti sekarang dulu dia menutupi kesedihannya dengan keceriaan yang palsu. Ada suatu ketika dia pernah ingin bunuh diri agar terlepas dari beban stresnya dan beruntungnya ada aku.

Sekarang Anisa tidak tinggal dengan siapa-siapa, dia hanya tinggal dikos-kosan. Bahkan dulu dia pernah berkata padaku bahwa setelah lulus dia tidak bakal tau mau kemana dan tinggal dimana.

Anak putri ini sudah memiliki pemikiran kosong, wajar saja dia menangis saat dijabat tangannya dan disaat itu juga dia melihat masa lalu.
---------------

"terus lu liat apa lagi?" tanyaku kembali

"yang gua liat cuma itu dan saat gua liat itu, gua ngerasain kesepian yang dulu gua rasain sebelumnya" dia mulai bicara serius

"yaudah kita pulang ya hari ini, istirahat dirumah aja ya"

"gua kan gak punya rumah"

"iya kos-kosan, dah ya jangan sedih lagi"

"hihihi" sambil sedikit tersenyum

"makan dulu dah tuh"

sambil menerima hangatnya sang fajar, aku cukup senang dengan senyuman yang ikhlas diraut wajah Anisa, kuharap dia baik-baik saja setelah kejadian semalam.

Satu masalah aku rasa sudah selesai, masih ada satu masalah lagi....

dan aku harus bertemu KIRANA...

Post a Comment

0 Comments