2019 "Laugh Tale"

Maaf sebelumnya gua belum bisa lanjutin cerpen AMBISI, selanjutnya bakal gua rancang semampu gua, doakan saja semoga ada waktu untuk melanjutkan cerita pendek AMBISI....

Disini gua gak akan menyebut nama, apabila ada yang merasa mohon maap, memang sengaja

Pendahuluan
1 bulan sebelum awal tahun 2019, gua punya tim kecil yang akan bekerja sama dengan sebuah rumah sakit untuk membuat aplikasi yang kedepannya akan membantu kinerja rumah sakit tersebut.

Sayangnya kami punya kendala dimana harus ada perjanjian kerja selama 10 tahun dengan dana yang tidak sedikit.

Saat itu, ada yang membantu untuk memperlancar kerja sama tanpa perjanjian kerja tersebut. Percaya atau tidak kita semua bahagia

kenapa?

karena kita didanai dan diberi fasilitas sebagai bahan penunjang.

Waktu berjalan..

dibeberapa hari selanjutnya justru terjadi benturan dari dalam tim.

"Warna rambut boleh sama, tapi isi pikiran bisa berbeda" - Salah satu dosen kampus gua

Perpecahan
1 Bulan berlalu dan kami dalam ambang perpecahan, bingung tentang siapa yang harus diikuti dan harus dikeluarkan. 

Gua sangat benci ketika harus ditunjuk sebagai bahan pertimbangan, rasanya ingin berjalan sendiri-sendiri aja.

Sampai suatu saat ada yang dikeluarkan dengan cara yang tidak baik menurut gua, gua gak bisa apa-apa.

Sedih? mungkin iya, lebay? bodo amat, lu kira gampang keluarin orang seolah kita lagi main perang-perangan dimana yang lemah gak bisa ikut.

Gua anggap tim sudah pecah dan mulai baru untuk pelaporan tugas.

Mari kita skip sejenak

Masih Perpecahan
Ya, masih dengan perpecahan. Tapi ini hubungan antara anak dan orang tua. 

25 Desember 2018

Hari dimana gua tidak menerima telepon ayah gua 2 kali berturut-turut, karena sedang dijalan. Saat itu pesannya hanya 1, minta tolong antar adik gua kesana.

Dibulan sebelumnya gua justru marah ke beliau karena 1 hal, tidak memberikan ucapan ulang tahun yang layak terhadap adik gua dan amarah itu masih berlanjut dibulan selanjutnya.

Gua dan beliau akhirnya tegur sapa lewat telepon.

Tak sampai 5 menit, kami berdua bertengkar lewat telepon dan disaksikan oleh 2 teman gua.

Apa harus sampai bertengkar?

Entahlah... gua punya adik cuma 1, apa sulitnya mengucapkan selamat ulang tahun dengan layak.

Sakit hati dan sedih ya kecampur, tapi ya udahlah.

Dan paling sedihnya, itu adalah percakapan gua yang terakhir dengan beliau.

Awal Tahun 2019
Tahun dimana gua merasakan perasaan gua diacak-acak, sudah gua prediksi dari tahun sebelumnya dan bisa gua liat dari wajah orang lain.

Pernah gua baca wajah orang lain apa yang terjadi padanya di tahun 2019, sok sok ngeramal. Kenyataannya semua ucapan gua, justru terjadi ke gua sendiri di tahun ini.

Awal tahun gua dimulai dengan tugas kampus yang menyita waktu dan tenaga.

10 hari mengejar cinta, eh bukan .. mengejar deadline.

dan siapa sangka kita selesai mengerjakan tugas itu tepat waktu tanpa masalah. Semua dipermudah, namun bagi gua yang kita kerjain itu gak sesuai dan sangat kurang memuaskan.

Next
dihari selanjutnya gua mengalami hari yang sangat sulit karena harus menghadapi masalah antar mahasiswa dan dosen.

jujur aja, masalah yang harusnya kecil kayak kutu rambut justru membesar.

pusing karena awal masalah bukan berawal dari lingkup orang-orang gua, yang pada akhirnya justru orang-orang gua jadi terlibat masalah sepele ini.

Bahkan setelah gua menghadapi ujian paling terakhir pun gua masih dipanggil sebagai saksi dalam masalah ini.

Next.
Bulan yang sakral, bulan dimana gua harus kehilangan orang yang menjadi panutan dalam hidup gua.

Almarhum lahir di tanggal 23 September bukan 7 Agustus, keluarga palsu disana hanya mengatahui dasarnya dari tulisan bukan dari hati.

23 September 2018 adalah hari dimana almarhum ulang tahun dan kita berdua bertaruh tentang siapa yang menang antara Persija dan Persib. Hari dimana Haringla Sirla (supporter persija) meniggal ketika dikeroyok oknum yang haus kebencian.

Dan itu adalah hari terakhir gua bertemu almarhum..

akhir bulan itu menjadi hal yang paling gua ingat. Malamnya gua gak bisa tidur dan hanya mendegarkan lagu dari The Cranberries - My Imagination.

Tidur gua belum sampai 1 jam, lalu dapat kabar dari telepon bahwa beliau sudah menghadap Yang Maha Kuasa.

Gua bahkan belum ketemu beliau, belum melihat gua lulus.

Entahlah Tuhan menciptakan tingkat kesabaran gua seperti apa, yang harus menghadapi kejadian bertubi-tubi seperti ini. 
.
.
.
Almarhum punya motor kesayangan, nyatanya hari itu almarhum mau gathering besar-besaran dengan club motornya, apa daya beliau sudah terbungkus kain putih diatas keranda.
.
.
.
Sepanjang jalan gua cuma bisa nangis, karena banyak motor yang sama dipakai almarhum melintas. Bahkan gua belum bisa menepati janji gua buat touring sama nanjak gunung bareng sama almarhum lagi.
.
.
Yang sering almarhum ucapkan adalah suguhkan air ketika orang atau teman main kerumah. Entah itu teh, kopi atau air bening. Beliau bukan ahli agama, tapi menurutku amalnya akan menumpuk saat membantu orang lain walaupun hanya dengan menyuguhkan minum.

Semoga berada disisi-Nya

Next..
Kelanjutan dari kisah almarhum tidak hanya berhenti dihari itu, namun berlanjut sampai kepembagian warisan. 
.
Entahlah siapa yang lebih berhak gua atau istri almarhum yang gua sebut ibu tiri.
.
Bahkan sebelumnya gua udah bisa memperkirakan pembagian yang tidak setimpal alias berat sebelah, oleh karena itu gua dengan sigap mengambil barang kesayangan pertama almarhum yaitu motor.
.
Senang atau tidak gua gak peduli, "pakai saat kamu udah kerja" pesan almarhum beberapa tahun yang lalu.
.
Kenapa sih masih mikirin harta?, kenapa sih gak relain aja?, lu kan dikasih duit pasti langsung abis, iyakan?
.
Banyak omongan seperti itu yang hanya gua bisa "iyain aja", simple aja gua gak terlalu haus akan harta, ambil aja sebanyak yang lu mau, kalau itu diambil dari bukan haknya...
.
Selamat menabung arang dineraka karena memakan hak orang lain.
.
Yang gua harapin adalah almarhum disana baik-baik saja sambil makan ikan patin bumbu woku kesukaannya dia dan sambil minum sirop tjampolai rasa pisang susu.
.
.

Next...
Tengah tahun dimana gua bingung dapat uang darimana untuk mencetak hasil kerja gua, dimana tahun itu pengeluaran tidak sedikit. 
.
.
Merasa diri ekonomi lemah sampai ginjal bergejolak rasanya untuk dijual.
.
Bangsatlah dijual, kayak gak ada kerjaan aja.
.
Tengah tahun 2019 adalah hari paling tahun paling berat bagi gua, dimana banyak hutang budi yang belum tersampaikan kepada orang lain.
.
Hutang maaf belum diucapkan, hutang janji yang belum ditepati...
.
Gua sendiri cukup bingung dalam membuat sebuah judul untuk tugas akhir gua, mulai dari mana tepatnya.
.
.
Sampai akhirnya kembali teringat ucapan almarhum "sering-sering main ke bengkel". Dengan hati yang berbunga akhirnya gua tentuin materi tugas akhir gua berhubungan dengan bengkel.
.
.
Mungkin lu bakal tau rasanya mulai sesuatu hal karena kita suka itu enak banget dan tanpa rasa terpaksa.
.
Semua dikerjain dengan mudah tanpa kendala, hanya sedikit kesalahan penulisan dan teori, tapi bisa diatasi dengan cepat.
.
Sampai suatu hari gua merasakan yang orang lain rasakan

Next....
Ditahun ini juga gua mendapatkan kembali bunga tepi jurang gua, entahlah kita pernah dekat lalu menjauh lalu dekat lagi sampai suatu saat menjauh.
.
.
Dan siapa sangka kita kembali menjalin kasih, sampai banyak orang yang tidak sadar dan justru bahagia saat kita berdua kembali bersama.
.
.
Gila, gua artis papan triplek kali yak, heboh banget gua balikan. 
Apa hebatnya bangsat dari balikan doang.
.
Gua jalan bareng, makan bareng kayak dulu lagi..Entahlah masa-masa itu sepertinya kembali lagi
.
Tapiiiiiiiiiiiiii
sampai sini aja ceritanya.....

Next.....
Gua wisuda
.
Cuma ibu gua doang yang nemenin, sampai gua ambil foto almarhum buat ditempel di foto gua bareng ibu gua.
.
Yah gak ada yang hebat menurut gua soal wisuda, cuma pindahin tali doang.
.
Yang harus terpikirkan adalah setelah saat itu

Mau jadi apa?

Berguna apa tidak?

Gajinya melimpah tidak?

Kerjanya enak tidak?

pada akhirnya gua cuma bisa menjadi mitra salah satu perusahaan online yang sedang mewabah saat ini.

Selalu terpikirkan dalam benak gua, besok mau ngapain, besok harus apa. Kenyataannya gua cuma ngejalanin hari ya begitu-gitu aja
.
Iri dengan bunga tepi jalan gua yang sudah lebih dulu mendapat kerja, gua juga mencoba melamar kerja.

Semesta gak selalu mendukung gua untuk maju, gua banyak ditolak pekerjaan.

Sampai pada saatnya gua mulai berpikir, mungkin bukan saatnya tahun ini.

Next......
Gua terus menerus menjadi mitra dalam beberapa minggu sampai suatu hari, gua merasa sangat lelah dan ingin berhenti.

beneran capek dan gua gak tau mau lanjut kemana lalu bagaimana...

akhirnya gua kerjasama kembali dengan orang, yang pada akhirnya gua justru dibayar dengan tidak sesuai menurut gua.

Beneran sih, gua cuma bisa ketawa aja.. yaudahlah, gua gak terlalu berharap, bukan rejeki gua mungkin.

Next.......
Akhir tahun tinggal menghitung hari dan akhir-akhir ini gua gak terlalu tertarik untuk menghubungi seseorang. Bahkan ke Ibu gua sendiri
.
Sekali lagi gua mau melunasi hutang, oleh karena itu gua berkunjung ke saudara gua.
.
Bersyukur banget gua bisa disambut dengan hangat, baru dateng langsung disuruh makan, ketemu mainan lucu yang baru beberapa minggu turun ke bumi (semoga kamu lekas jadi anak yang baik dan taat pada agama, orang tua dan negara).
.
Ditahun ini, gua kehilangan seseorang yang berarti banget, tapi Tuhan selalu memberi jalan lain untuk mereka yang kehilangan.
.
Gua gak pernah iri kalau lihat orang jalan berdua, gua justru iri melihat anak bermain dengan orang tuanya.
.
Dan saat gua berkunjung saat itu, gua justru iri banget. Entahlah, mungkin nanti kalau sudah tepat waktunya.

Next........
Akhir kisah bunga tepi jurang.
Kita berdua kenal, lalu berpisah.
Mungkin itu yang sanggup gua jalanin selama ini, kenal pisah, kenal pisah dengan orang yang sama.

Gua sendiri masih bingung siapa diantara kita yang paling serius, hehe sudah pasti dia.

Seperti gua bilang sebelumnya, diakhir tahun gua gak banyak menghubungi orang dan dia adalah salah satu yang merasa gua gak peduli lagi.

Kalau dalam sudut pandang dia begitu, ya silahkan, seperti yang gua bilang diatas gua selalu menjawab dengan "iyain aja". Mau dibilang apapun wanita selalu benar.

Pada akhirnya dia meminta untuk berhenti dan tidak melanjutkan semua ini tanpa gua.

Rasanya masih sama kayak dulu, berasa lagi makan risol yang isinya rawit, pas digigit ternyata ada jarum juga.

Pedes, perih, sakit, nyut-nyutan.

Dia memberi penjelasan bahwa gua salah, bahkan gak tau kalau dia sakit sampai dirawat.

Bahkan dijaman yang modern seperti ini gua gak tau kalau dia dirawat. GOBLOKKKKK BAT ASLI

Dia memutuskan untuk berhenti dan seperti dulu, gua ikutin maunya. Kalau emang itu mau dia ya gua turutin.

Next.........
Penutup
Setelah yang banyak gua lewatin, walaupun gak gua tulis semuanya dan masih banyak tapi setidaknya cukup mewakili cerita gua.

Diakhir tahun ini gua justru lebih banyak berhubungan, berinteraksi, tukar pendapat dengan orang lain.

Padahal ada orang-orang yang lebih layak mendengarkan semua cerita gua, yaitu keluarga. Entah, gua suka menomor-duakan dan mengutamakan orang lain dalam bertukar pendapat.

Sampai saat gua menulis ini pun gua tertawa dengan sikap bodoh gua.

Yang melupakan orang tua bahkan sampai beliau tiada
Yang mengutamakan orang lain melebihi orang tua
Yang lupa waktu bahkan untuk orang tua
Yang merasa terjauhi padahal ada yang lebih dekat
Yang tidak sadar berasal dari orang tua

Apaan sih lu hal-hal sedih malah lu buat bahan tertawaan...
Gua bukan joker yang bisa tertawa saat bersedih

Gua bahkan saat dalam amarah seseorang yang gua lakukan adalah tertawa.

Mungkin gua bersedih beberapa saat, setelah itu harus tertawa.

Dan mungkin gua bakalan namain cerita ini dengan nama "Laugh Tale"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 01:00 30 Desember 2019 besok adalah hari terakhir ditahun 2019

Gua berharap ditahun depan bisa lebih dekat dengan keluarga, diberikan pekerjaan yang layak dan dapat berguna untuk orang sekitar






Untuk cerpen AMBISI akan segera dirancang kembali setelah saya waras, Terima Kasih :)

Post a Comment

0 Comments