4"Bagian 3"

Bertemunya 2 Wakil Komandan

Dan Wakil Komadan Revolusioner itu bernama Irena , sahabat kecil Raka . 

"Aku minta 30 tentara penyergap terlatih yang memiliki sertifikat A+ dan aku mau berkumpul 2 jam lagi" ucap Irena dengan tegas dan lantang

"siap" jawab asisten Irena dengan tegas sambil menulis semua permintaannya untuk melawan 4 petualang 

"jangan lupa , bawa semua perlengkapan . Kita sedang berperang dengan iblis dunia"

"siap laksanakan"

dan asisten Irena pun berlalu .

#sementara itu keadaan Putri Anastasya dengan Raka

"ayo tuan Putri kita segara berangkat ke sungai Aldebaran" ajak Raka untuk segera bergegas berangkat

"hey , sudah kubilang jangan panggil aku tuan Putri"

"hehehe , maaf saya lupa"

"aku gak mau jalan , aku ngambek"

"ini yang aku tidak suka dari wanita , sangat merepotkan , benar kata Ramon sensei" ucap Raka dalam hati

"apa kau bilang ?? aku merepotkan ?? aku bisa dengar suara hatimu"

Raka kaget " ahahhaa ketahuan , ahaha maaf ya"

"sebenarnya sih aku memang merepotkan"

"azzzzzzzz"

"ayo Raka kita jalan" ajak Anastasya

"yasudah ayo"

akhirnya mereka memulai perjalanan saat subuh , dipagi yang udaranya belum bercampur dengan nafas orang munafik . Mereka menyusuri hutan dengan pohon-pohon yang tinggi , entah pohon apa itu , mereka juga bertemu dengan kerbau liar pemakan daging , tapi sayang kerbaunya mati dibunuh Raka untuk sarapan pagi .

"enak juga kerbau bakar" ucap Anastasya

"lebih enak jika diberi bumbu balado" sambung Raka

"apa itu balado ?" tanya Anastasya

"semacam bumbu yang sering dipakai untuk campuran nasi padang , warnanya merah namun sama sekali tidak pedas , jika ingin pedas tinggal minta sambel cabe aja sama Uda" jelas Raka

"ohhh , ehh Uda siapa ?"

"Uda itu lelaki yang jaga warung masakan padang"

"kalo perempuan ?"

"Uni . Sudah habiskan makanannya , kita tidak beristirahat lama"

"hmm iya iya" Anastasya mempercepat suapan makannya

Setelah selesai dengan sarapan daging kerbau , Raka dan Anastasya melanjutkan perjalanannya ke sungai Aldebaran .

#sementara itu Adit sedang melawan tentara Revolusioner

"sial mereka terlalu banyak" Adit berupaya lari dari kejaran 30 tentara

Adit dihujani ratusan peluru , namun belum ada satu pun yang mengenainya . Sampai suatu saat kesialan menghampirinya

"aaarrrrrggggghhhhhhh" teriak Adit karena punggungnya tertembak

Karena tak kuat akhirnya Adit tumbang namun masih sedikit sadar

"halo kawan lama" sapa Irena sang Wakil Komandan

"kau .. Irena ... kenapa kau ..??" tanya Adit dengan patah-patah karena menahan lukanya

"jangan banyak bicara kawan , kau saat ini sedang pendarahan hebat , jika kau banyak bicara , kau akan mati"

"sialan kau Irena , dasar penghianat !!!! , terkutuk kau Irena !!!!" teriak Adit

"tolong sumpal mulutnya dengan kain , aku pusing mendengar ocehannya" ucap Irena

"siap" jawab salah satu tentara

"tempat selanjutnya yang harus kita hadiri adalah Sungai Aldebaran" ucap Irena

#kembali ke Raka dan Anastasya

"nah itu mereka , oyyyyy !!!!!" teriak Raka memanggil Gibran dan Dika yang sedang makan siang

"oyyyyy , sini cepatlah , kami sudah siapkan makanan"

"ayo Anastasya"

"iya Raka"

Karena sang Putri terlihat lamban , akhirnya Raka menggendongnya agar bisa berjalan lebih cepat karena Raka sudah sangat lapar . Tanpa basa-basi Raka mengambil potongan daging lalu melahapnya

"hey Raka  , cuci tangan dahulu" tegur Putri Anastasya

"astaga , aku lupa . Tak apalah lanjut"

"hahahahahaa" semua orang tertawa

"hey Adit kemana ? lama sekali dia" tanya Dika

"entahlah , mungkin dia tersesat" ucap Raka

"tidak dia tidak tersesat , dia digantung Wakil Komandan Revolusioner" tegas Gibran

"APA ???? . Bagaimana kau bisa tau ?" tanya Raka

"karena saat ini aku sedang melihatnya" ucap Gibran

Raka pun menoleh kebelakang dan melihat banyak Tentara Revolusioner bersama Adit yang sudah tak bernyawa dan digantung dilaras tank baja .

"ADDIITTTTTTT !!!!!!! , BAJINGAN . APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA ADIT" Raka histeris

"aku yang menyuruhnya sahabatku" keluarlah Irena dari barisan Tentara

"kau adalah ..." Raka panik

"Irena . Hei apa kabar wahai sahabat lama ku"  jelas Irena dengan santai

"kenapa kau Raka ? , masih takut melawan wanita ? . Kesini adikku , wahai Anastasya"

Dengan santainya Anastasya berjalan menuju Irena dan selama ini Anastasya adalah umpan untuk membuntuti para petualang .

"jadi kau juga Anastasya ? salah satu dari mereka ?" tanya Raka

"iya Raka , dengan ini aku sudah mengetahui semua  kelemahan kalian dan bersiaplah untuk kalah"

Lalu Raka hanya tersenyum , namun senyuman jahat yang Raka perlihatkan .

"tidak kamu belum mengetahui semua kelemahan kami dan kami takkan mau mengalah" tegas Raka

"Gibran , Dika . Aku yang mulai dahulu . Dan kalian bersiaplah" tegas Raka

"oh oke oke Raka , aku perhatikan kau dari jauh" jawab Gibran

Dan Raka mengeluarkan Katana miliknya sambil berjalan ke arah Irena .

"PRAJURIT !!!!! ,, SERANGGGG !!!" teriak Irena

sekitar 20 prajurit Revolusioner berlari menghampiri Raka dan berniat untuk ngebacok Raka .Tapi , belum sempat menyentuh tubuh Raka mereka semua pingsan .

"kekuatan macam apa ini ?" tanya Anastasya

"ini kekuatan sebenarnya dari Raka" jawab Irena

Raka pun meneruskan jalan santainya sambil mendekati Irena . Dan pada akhirnya kedua sahabat , kedua wakil komadan dan kedua orang terkuat dijabatannya masing-masing saling berhadapan . Saat ini mereka saling membenci  dan tak memiliki rasa ampun .

"MATI KAU IRENAAA !!!!!!" Raka mengayunkan Katana ke arah wajah Irena

"TINGGGGG !!!!" Irena menahan serangan Raka dan menyebabkan hempasan didaerah sekitarnya , sehingga membuat para prajurit yang pingsan tadi berterbangan bagai kapas yang ditiup angin . Dan Anastasya pun kaget melihat Raka tidak seperti yang kemarin .

"Anastasya cepat pergi dari sini" suruh Irena

"setelah dia mati , selanjutnya kau" terus Raka

Dan Anastasya pergi secepat mungkin , meninggalkan 2 wakil komandan yang sedang bertarung .

"kejar Anastasya" suruh Gibran pada Dika

"baik" jawab Dika , lalu mengejar Anastasya

#kembali ke pertarungan
"hey Raka , apa kau takut pada kematian ?" tanya Irena sambil menahan serangan Raka

"tidak , aku akan menantang kematian itu" jawab Raka

dan mereka terus-menerus saling menangkis dan melancarkan serangan , sampai suatu saat Irena tersandung dan terjatuh .

"ah akhirnya , semua yang kau impikan akan hilang hanya kau tersandung batu . Dan ada 1 yang ingin kutanyakan pada mu" Raka sambil menginjak pergelangan tangan Irena agar tak bisa melayangkan serangan

"apa itu ?" tanya Irena

"apakah kau takut pada kematian ?" Raka bertanya sambil mengayunkan Katananya kearah leher Irena

"TINGG !!!" lagi-lagi serangan Raka ditahan dengan pedang yang disimpan secara tersembunyi

"aku tidak takut selama masih ada pedang cadangan"

"kalau begitu aku juga masih punya pedang cadangan" dan Raka mengeluarkan pedang dari bagian punggungnya dan menusuk ke arah leher Irena

"CLAASSS" dan darah pun akhirnya tumpah dari salah satu sahabat ini

"akhirnya aku bisa mati dengan tenang tanpa takut dengan kematian" tegas Irena dengan darah yang mungucur keluar dari mulut dan lehernya

"maafkan aku sahabat , tapi inilah tugas mu . Selamat jalan dan semoga tenang , sampai ketemu dikeabadian"

Dan Irena pun menutup matanya perlahan sambil tersenyum karena bisa kembali bertemu sahabat kecilnya .

Kini giliran Dika melawan Anastasya

bersambung

Post a Comment

0 Comments